Rabu, 15 Juni 2011

Belajar Manajemen Strategi Dari Kisah Ken Arok


[Image: keris-300x225.jpg]

Dari sejak jaman Ken Arok sampai sekarang memang tidak akan ada habis-habisnya jika kita bahas makhluk yang namanya manusia, mulai dari intrik-intriknya, perbedaan kepentingannya, perbedaan tujuan maupun motivasinya. Dan terkadang jika kita cermat berfikir, ternyata sejarah kadang berulang, dan pelajaran positif maupun negatif dari sejarah tersebut bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari maupun di lingkungan kerja. Seperti kasus di bawah ini.

Sejarah perebutan kekuasaan bupati tumapel sarat dengan intrik dan strategi, kita mungkin lebih mengenal arok sebagai tokoh aksi di lapangan yang melakukan kudeta. Padahal jika kita pelajari secara mendalam di berbagai literatur sejarah, tokoh penting dibalik strategi kudeta ini adalah Dang Hyang Loh Gawe. Loh Gawe adalah seorang brahmana yang sudah muak dengan pemerintahan bupati tunggul ametung yang sewenang-wenang, terhadap rakyatnya. Setelah menemukan Arok dan mengetahui muridnya itu adalah seorang pemuda yang genius, seorang sudra yang memiliki semangat satria dan berwawasan brahmana, Loh Gawe yakin bahwa Arok merupakan sosok yang sangat tepat dalam mengemban misi kudetanya. Koneksinya dengan kabupaten memungkinkan untuk mengirim arok untuk bekerja di dalam lingkungan kabupaten dengan misi spionase dan intelijen sampai ke titik yang terdekat dalam kehidupan Tunggul Ametung.

Setelah terkumpul data-data yang diperlukan, maka strategi yang digunakan Loh Gawe adalah memukul dengan menggunakan tangan orang lain. “Lakukan kudeta itu seakan bukan dari tanganmu, melainkan tangan orang lain, dan kamu harus mengambil jarak secukupnya dari peristiwa itu”, demikian Loh Gawe berkata kepada Arok. Kemudian Arok mulai melakukan adu domba, menghasut kubu2 yang ambisius terhadap kekuasaan untuk bersama-sama menggulingkan kekuasaan tunggul ametung. Dan akhirnya, terjadilah kudeta tersebut, dengan bukti tak terbantahkan, yaitu keris Kebo Ijo yang telah membunuh sang bupati, menjadikan kebo ijo sebagai dalang kudeta.

Kisah di atas bisa kita terapkan di proyek maupun di dunia kerja pada umumnya. Suatu proyek secara natural selalu terdiri dari berbagai instansi yang terkait, ditugaskan dalam 1 tim besar untuk mencapai suatu tujuan dengan batasan-batasan waktu dan biaya. Dan tidak sedikit realitas di lapangan jika ada beberapa pihak mencoba memancing di air keruh, mempunyai niat jahat dengan motivasi mengambil keuntungan pribadi. Disinilah anda perlu melatih skill dalam hal berstrategi untuk menangkal pihak-pihak yang berseberangan yang akan menggagalkan maupun memperlambat pencapaian tujuan proyek anda. Menjadi tantangan bagi anda bagaimana menjadi pemain catur yang cerdik dalam mengatur strategi memainkan buah-buah catur anda.
Poin-poin penting dari kisah di atas adalah sebagai berikut:

1. Motivasi Loh Gawe dan Arok adalah baik, menggulingkan tindakan sewenang-wenang sang bupati. Di proyek kita pun harus mempunyai motivasi yang baik dalam melakukan pekerjaan kita. Misi kita adalah menyelesaikan proyek sesuai dengan tujuannya, dan mencegah maupun mematahkan tindakan beberapa pihak atau oknum yang mempunyai niat jahat terhadap tujuan mulia kita.

2. Arok melakukan aksi intelijen untuk mengumpulkan data yang lengkap. Di proyek sangat penting melakukan mapping terhadap masalah secara detil, membuat bagan SWOT, mempelajari karakter dan mengetahui motivasi besar dari pihak atau oknum tersebut sangat penting terhadap aksi dari strategi kita.

3. Arok berusaha melemahkan kekuatan kubu lawan dengan menghasut dan mengadu domba agar kubu lawan saling mencurigai dan saling konflik dalam kubu mereka sendiri. Akan mudah dikalahkan apabila kekuatan musuh tidak bersatu.

4. Bukti tak terbantahkan, dan bersembunyi dibalik topeng, berpura-pura jadi seekor kucing yang memangsa harimau.

Dalam banyak pelatihan-pelatihan manajemen proyek bagi sebagian besar trainer mengajarkan hal-hal yang lebih bersifat hard competency, semisal schedule management, time management, budgeting, tax planning, dll. Hal tersebut tidak salah, tetapi mengingat kenyataan di lapangan bahwa sebagian besar pekerjaan di proyek adalah berhubungan dengan manusia dan manajeman manusia, sehingga anda harus melengkapi skill anda dengan soft compentency, seperti leadership dan strategi.

Setiap pisau selalu mempunyai kegunaan baik positif dan negatif, demikian halnya dengan strategi Arok di atas, menurut saya sah-sah saja jika kita gunakan dalam tujuan yang baik dan mulia.

0 komentar:

Posting Komentar